Sekitar awal tahun enam puluhan, beberapa orang pemuka masyarakat dibidang pendidikan dan guru teknik di Kabupaten Padangpariaman, khususnya yang mengajar di Sekolah Teknik (ST) Negeri Pariaman, yang beralamat di Kampung Cina Pariaman, berinisiatif untuk membuka sekolah teknik tingkat menengah, karena siswa ST (Sekolah Teknik - setingkat SMP) jika tamat tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka di Kabupaten Padangpariaman. Mereka harus melanjutkan pendidikan di kota lain yang masih di wilayah provinsi Sumatera Barat. Pemikiran dan keinginan untuk mendirikan Sekolah Teknik Menengah (setingkat SLTA) muncul dari (diantaranya) Sutan Achmadsyah (waktu itu Ketua DPRGR Kabupaten Padangpariaman yang berstatus sebagai Guru ST Negeri Pariaman), Jurub, Poles, Syamsul Bahri, Sidi Syofyan Pega dan lain-lainnya.
Tamatan Sekolah Teknik (ST) Negeri Pariaman yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi lagi mengalami kesulitan, begitu pula dengan tamatan SMP di Pariaman dan sekitarnya. Diantara lulusan ST dan SMP yang berkemauan melanjutkan ke jenjang STM sangat banyak, namun mereka terbentur tidak adanya Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di Pariaman.
Di Propinsi Sumatera Barat saat itu belumlah banyak jumlah STM yang eksis. Di tahun 1960 an itu STM yang ada di Propinsi Sumatera Barat adalah; STM Negeri Padang dan STM Negeri Bukittinggi. Keinginan untuk mendidik anak kemenakan warga Kabupaten Padangpariaman dalam bidang pendidikan teknik, terutama Teknik Perkapalan sangat besar, karena sebagian besar wilayah Kabupaten Padangpariaman berada dipinggir pantai Laut Samudera Hindia. Salah satu mata pencaharian masyarakat Pariaman saat itu adalah perikanan laut.
Sekitar tahun 1961 dibentuklah sebuah yayasan yang di sponsori oleh Sutan Achmadsyah (Ketua DPRGR Kabupaten Padangpariaman), JB. Adam (Bupati Padangpariaman) dan tokoh-tokoh lainnya. Yayasan ini bernama Yayasan Pembangunan Pendidikan Teknik (YPPT) Kabupaten Padangpariaman. Pengurus yayasan didukung secara penuh oleh Bupati JB. Adam dan Ketua DPRGR yang berupaya untuk mencari tanah lokasi pembangunan gedung STM Negeri serta dana dari berbagai pihak. Akhirnya dapat dirampungkan lokasi tanah untuk pembangunan sekolah di Kampung Nias (Kampung Baru) dengan luas tanah sekitar 1,25 Ha.
Dengan inisiatif Bupati JB. Adam dan Ketua DPRGR Sutan Achmadsyah serta bantuan para pengusaha kopra di Padangpariaman dan dermawan lainnya, dalam tempo lebih kurang 3 (tiga) tahun dapat diselesaikan pembangunan 3 (tiga) lokal belajar dan 1 (satu) ruang gambar lengkap dengan meja dan kursi siswa. Pada tahun 1964 gedung tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar.
Pada tahun 1963, disaat panitia pembangunan sekolah sedang giat membangun ruang belajar, STM Perkapalan Pariaman menerima siswa baru untuk 2 (dua) jurusan yaitu jurusan Mesin dan jurusan Bangunan. Di tahun pertama itu, kegiatan belajar dipusatkan di ST Negeri 1 Pariaman. Proses belajar mengajar di gedung baru dimulai tahun 1964.
STM Perkapalan Pariaman dirubah statusnya menjadi negeri pada bulan Maret 1967 yang Kepala Sekolahnya alm. Chaidir Syuib. Berhubung sulitnya mencari guru bidang Teknik Perkapalan dan belum adanya peralatan praktik untuk teknik perkapalan tersebut, maka sesuai dengan SK Peresmian dari Menteri P dan K, akhirnya STM Perkapalan Pariaman menggunakan kurikulum 1964, yang juga berlaku pada STM Negeri biasa, yaitu terdiri dari Jurusan Mesin, Jurusan Bangunan Gedung, dan Jurusan Listrik, dengan sendirinya terjadi perubahan secara alami menjadi STM Negeri Pariaman.
Sepanjang perjalanan sekolah menengah kejuruan yang saat dulu disebut dengan STM (Sekolah teknik Menengah) telah mengalami perubahan kurikulum sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, adapun kurikulum yang pernah digunakan di SMK Negeri 1 Pariaman sejak awal berdiri hingga saat ini adalah; Kurikulum 1964; berganti menjadi Kurikulum 1976 (berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 1.3:08.Kep 1977 tertanggal 01 Februari 1977); terjadi perubahan ke Kurikulum 1984; perubahan berikutnya menjadi Kurikulum 1994; selang berapa lama berganti lagi menjadi Kurikulum Edisi 1994; dengan terjadinya perubahan era pemerintahan dari era orde baru menjadi era reformasi, kurikulum pun mengalami perubahan menjadi Kurikulum 1999; selanjutnya terjadi perubahan menjadi Kurikulum 2004; tuntutan dunia usaha dan dunia industri terhadap lulusan sekolah menengah kejuruan menghendaki terjadinya perubahan juga terhadap kurikulum pendidikan kejuruan yang selanjutnya SMK menggunakan Kurikulum 2006 (dikenal dengan sebutan KTSP=Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan); perubahan kurikulum di SMK berikutnya menggunakan Kurikulum 2009 (Kurikulum Spektrum); dan Kurikulum 2013.
Perubahan nama yang semula dikenal dengan Sekolah Teknik Menengah (STM) menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan perubahan nomenklatur di Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Perubahan itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor. 034.035 dan 036/O/1997 tertanggal 07 Maret 1997. Perubahan ini juga berlaku untuk STM Negeri 1 Padangpariaman yang selanjutnya menjadi SMK Negeri 1 Pariaman sejak tahun pelajaran baru Juli 1997 hingga saat ini.
Sejak awal sekolah berdiri hingga saat profil ini dibuat telah ada 12 (dua belas) kepala sekolah yang memimpin, dengan masa kepemimpinan sebagai berikut:
- Khaidir Syuib Maret 1967 s/d Sept. 1975
- Amran Maludin, B. Sc Oktober 1975 s/d Juli 1987
- Drs. Basri Latif Agustus 1987 s/d Sept. 1992
- Drs. Syafruddin Abbas Oktober 1992 s/d Nov. 1994
- Drs. Kamaluddin, M. Pd Des. 1994 s/d Juli 1996
- Drs. Azwardi. L Des. 1996 s/d Juni 2000
- Drs. Rismadi Ramli, MM Juli 2000 s/d April 2006
- Drs. Armen Mei 2006 s/d Juni 2008
- Drs. Usman Syukur Juli 2008 s/d Sept. 2009
- Drs. Kanderi, MM Oktober 2009 s/d Okt. 2012
- Yarfit Hardes, S.T., MM Oktober 2012 s/d Januari 2016
- Erizal, S. Pd., MM Januari 2016 s/d Februari 2024
- Anwar Sadat, S.Pd.,M.Pd.T. Maret 2024 s/d Sekarang